Wahana Roma Sky Pirates Di Trans Studio Bandung

Horeeeee ….. Trans Studio Bandung punya wahana baru lagi lho yaitu ‘Roma Sky Pirates’ sebuah wahana permainan yang akan memperkaya pilihan pengunjung Trans Studio Bandung tentunya.

Roma Sky Pirates adalah wahana permainan berbentuk kapal layar yang dapat dinikmati oleh pengunjung dari seluruh kategori usia. Pengunjung akan merasakan sensasi berpetualang bersama kawanan bajak laut untuk mencari Ladang Gandum Keemasan.

Wahana Roma Sky Pirates merupakan salah satu upaya mengedukasi masyarakat akan pentingnya manfaat gandum. Ayo main bermain sehat …. Gandum banyak memberi manfaat untuk tubuh, mulai dari kandungan gizi dan seratnya baik untuk generasi muda dan masyarakat pada umumnya.

waaahhh jadi tahu manfaat gandum yaaaa  …

yuukk coba Wahana Roma Sky Pirates ….

2014 in review

The WordPress.com stats helper monkeys prepared a 2014 annual report for this blog.

Here’s an excerpt:

A New York City subway train holds 1,200 people. This blog was viewed about 4,500 times in 2014. If it were a NYC subway train, it would take about 4 trips to carry that many people.

Click here to see the complete report.

Sinetron ‘CATATAN HATI SEORANG ISTRI’

Acara TV yang paling sering ku tonton adalah pertandingan tennis, entah itu yang live ataupun ulangan, pertandingan apapun itu. Memang kami di rumah memasang TV berbayar indovision bukan untuk so so-an, ikutan trend TV berbayar, tapi memang sengaja mencari TV yang menyiarkan pertandingan Grand Slam atau pertandingan tennis internasional lainnya. Ini dilakukan agar jagoan dan cantikku bisa melihat bagaimana pemain-pemain tennis dunia berlaga.

Di tengah ocehan si ayah, ‘masa pasang tv berbayar nontonnya yang gini2 aja’ aku selalu menyempatkan menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) yang tayangannya entah sudah ke episode berapa deh, saking banyaknya. Bergulirnya cerita, lama-lama lelah juga nonton itu karena rasanya ga ada endingnya gitu. Pemainnya utamanya si Haji Sulam sudah ditiadakan sekarang ada ust Gofar, Fahmi dan tokoh2 lainnya silih berganti mengisi rangkaian cerita si Tukang Bubur Naik Haji ini.

Bulan lalu aku menemukan sinetron baru ‘Catatan Hati Seorang Istri’ kalau tukang bubur bercerita mengenai kehidupan masyarakat di kampung betawi, CHSI ini bercerita bagaimana keluarga-keluarga muda yang tinggal di perumahan. Ceritanya HCSI ini cukup menyentuh dan yang menarik hati adalah kata-kata santun dalam sinetron ini membuat aku dan para ibu lainnya menyukai sinetron ini. Salah satu buktinya setiap kali sinetron ini berlangsung, WA group ibu-ibu sholehah sibuk membahas apa yang sedang dilakukan para pemain sinetron itu … hehehe lucu jg.

Sinetron ini diangkat dari Novel spektakuler karya Novelis Asma Nadia. Novel yang bercerita mengenai Dunia pernikahan yang tidak selalu seindah pelangi. Pada kenyataannya seorang istri seringkali jatuh bangun mencari kekuatan, serta menceritakan berbagai macam kisah menyentuh dan menggetarkan tentang perjuangan perempuan, seorang istri, sekaligus ibu dalam menghadapi berbagai prahara rumah tangga. Dan kita menjadi saksi, betapa kesulitan dan ketabahan mesti selalu beriringan dalam perjuangan. Dan betapa berliku serta dipenuhi luka, jalan menuju keikhlasan.

Tidak jauh berbeda dengan novelnya, Sinetron yang disutradarai oleh Maruli Ara dan dibintangi oleh Dewi Sandra, Intan Nuraini, dan Ashraf Sinclair, Yasmine Wildblood, Cut Meyriska, Alexandra Gotardo, Oka Antara dll ini juga mengisahkan tentang perempuan-perempuan yang masing-masing membawa luka hati. Dinarasikan oleh Hannah (Dewi Sandra), seorang penulis buku yang menjadi tokoh utama, yang menceritakan cerita-cerita yang di alami oleh ia dan sahabat-sahabatnya, Vina (Yasmine Wildblood) dan Anisa (Intan Nuraini), yang juga tinggal di komplek perumahan yang sama.

Sinetron ini mengajari kita beberapa sikap yang bisa diambil. Dan sungguh Sinetron ini memberi banyak inspirasi bagi kaum hawa untuk selalu tegar, sabar, tawakkal serta bisa menyeimbangkan antara logika dan perasaan saat berhadapan dengan suatu problem. ‘Libatkan Allah dalam setiap urusan. Agar yakin tanganNya dan bukan emosi atau kemarahan yang menuntun kita saat membuat keputusan’

Satu hal yang disayangkan dari sinetron ini, bacaan al-qur’an dan do’a2 yang dibacakan dalam bahasa arab dibacakan dengan kurang fasih. seyogyanya saat bacaan al-quran di-dubbing saja agar lebih sempurna bacaannya.

LUPA PIN & Password

Wow … ternyata sudah lama sekali aku tidak mengisi bog ini. Jangankan mengisi membukanya-pun butuh waktu lama karena password-nya lupa. Hihihihi dasar dasar. Akhirnya aku klik lost password keluarlah kolom konfirmasi email. Tikketik aku mengisi alamat email-ku, ting email masuk konfirmasi permohonan reset email dari mesin adminya wordpress. Proses penggantian password done dan akhirnya jadi deh password baru.

Semoga lupa password lagi … Akhir-akhir ini aku sering sekali hilang ingatan akan password dan PIN. Semalam ceritanya aku menganti cover HP-ku. Setelah kumatikan semua dan HP-ku sudah memakai baju barunya, tiba-tiba aku lupa PIN untuk masuk ke nomorku. Heboh mencari potongan kartu telp, semua dompet2 yang ada di laci lemari dikeluarkan, karena perasaan ku simpan potongan kartu di salah satu dompet di laci lemari. Setelah diobrak abrik di kartu tidak ditemukan juga, sementara aku sudah memasukan 3 kali salah PIN dan harus memasukan nomor PUK untuk dapat terhubung dengan nomor kita kembali.

Akhirnya ku tlp 5438-8888 (call center Indosat) setelah penyamaan data dan lain-lain SOP menanganan klien, akhirnya aku dapat PUK-nya. Akupun mendapat nasehat dari si bapak operator ‘Bu, silahkan masukan nomor PUK-nya dan akan keluar permintaan PIN baru, silahkan ganti PIN ibu dengan yang mudah diingat ya bu. Dan simpan nomor PUK ini di tempat yang cepat bisa ibu ingat jika nanti diperlukan lagi’. Baik pak customer service dan terima kasih nomor PUK dan nasehatnya. ‘Selamat malam dan selamat istirahat’ lanjut si bapak operator.

Makanya kalau buat password atau PIN jangan yang aneh2 … gaya perpaduan ini dan itu walhasil mau nyambung malah ga berhasil kebuka … hehehehe

 

Haekal Ramadhan & Balya Mikaela Rahmah

‘Sudah pak, Namanya Haekal Ramadhan’ terdengar suamiku menjawab telpon. Ternyata Suamiku sedang mengabarkan kelahiran anak pertamaku pada Kiai Busro (Allahumagfirlah), beliau adalah orang tua angkat suamiku.  Kiai Busro menjawab ‘Haekal, bagus ….  tadinya kalau belum diberi nama saya akan memberikan nama Balya’.  Spontan suami  menjawab kenapa Balya ? apa diganti aja jadi Balya ?. Tidak perlu diganti, Haekal  itu jimatnya nabi Sulaeman, jawab Kiai Busro.

Resmilah anak pertamaku diberi nama Haekal Ramadhan. Nama Haekal terinspirasi dari nama penulis Sejarah Hidup Muhammad (Hayat Muhammad) – Muhammad Husain Haekal, yang menulis sejarah dengan begitu bagus (biasa deh bacaanya anak SKI).  Sedangkan nama Ramadhan  karena dia lahir pada tanggal 5 Ramadhan.  Sebelum muncul nama Ramadhan, bapaknya ngusulin nama Haekal Ivanisevic terinspirasi dari petenis kroasia yang pernah mendapat wilcard wimbeldon dan jadi juara pula keren banget kan … dan yang jelas emang ganteng … hehehe.   Tapi sebagai ibunya, aku menolak mentah2.  Malu,  kesannya nama ivanisevic bermuka indo bule gitu, sementara ini mah ibu bapaknya Indonesia pisan …. hehehehe

Kenapa Bapak Kiai Busro ingin memberi nama Balya, tentu ada hubungannya dengan nama suamiku Malhan atau Malkan.  Dalam sejarah ada nama yang cukup Mashur Balya Ibnu Mulkan atau nabi Khidir.  Setelah tahu itu, khayalanku selanjutnya ‘kalau punya anak lagi, akan diberi nama Balya’

Anaku yang kedua lahir, perempuan cantik …. (ya iyalah anaknya sendiri) ku beri nama Balya (ini bukan Balya bin Malkan, tapi Balya binti Malkan hehehe). Lengkapnya Balya Mikaela Rahmah, Mikaela diambil dari Maikail Malaikat yang bertugas memberikan rezeki bagi seluruh mahluk di bumi ini, Semoga kelak Balya juga bisa membagi kebaikan pada sesama ( Amin) . Rahmah tambahan dari kakeknya (bapakku H. Ahmad Sanusi), nama itu ditambahkan bapak karena saat lahir begitu mudah padahal saat hamil aku sempat menderita alergi hebat.

Beberapa teman (yg mengerti) berkomentar ‘kok Balya perempuan sih ?’, aku hanya jawab gpp kan perempuan namanya Balya.  Temanku yang lain (yg nga ngerti) tanya juga, ‘Wid di sekolah anakku ada anak namanya Balya, tapi kok cowok ya?’ hehehehe

Alhamdulillah, kedua anakku tumbuh sehat dan sekarang Haekal sudah duduk di kelas VIII, alhamdulillah tahun ini dia mulai masuk di sekolah atlit Ragunan. Sementara Balya sudah kelas V SD. Keduanya mendapat kesempatan emas berlatih tenis di Yayuk Basuki Tenis Academy (YBTA).

Suatu Kamis di Jalan Tarogong

Jam menunjukkan pukul 4 tepat, saat aku bergegas membereskan meja, mematikan computer untuk langsung ngacir pulang. Niatku hari itu mampir ke sebuah klinik kecantikan (de green) di point square lebak bulus. Biasanya kalau mau ke de green aku selalu bareng Rn & Dn dengan mobilnya dn (hehe), hari itu ke2 temanku nga bisa gabung, akhirnya nekatlah jalan sendiri, walau harus naik angkot.

Seperti biasa jam segitu jalanan sudah mulai pamer alias padat merayat, belum kutentukan hendak naik apa kesana? 15 menit sudah aku menunggu, saat sebuah metromini 79 jurusan lebak bulus melewatiku, tanpa ragu aku naik dan langsung duduk manis sambil baca sebuah majalah. Pengamen datang silih berganti menemani perjalananku. Aku asyik dengan bacaanku sambil sesekali melihat pengamen atau memberikan recehan 500 or 1000 untuk mereka.

Rute yang aku lalui adalah jalan Fatmawati, lalu masuk ke Jl. Tarogong, Pondok Indah dan terakhir lebak bulus. Lampu merah D’best Fatmawati dilalui dengan susah payah, belok tarogong ternyata masih tetap sama saja muaceeeet banget. Sementara penumpang semakin lama semakin banyak. Supir metromini yang sejak awal ngomel lebih sibuk lagi mengomel kepada kondekturnya agar memaksa penumpang yang berdiri untuk lebih berhimpitan lagi. Maklum jam sudah menunjukan jam 5 sore, waktu ideal untuk pulang agar tidak terlalu terlambat buka puasa di rumah, sehingga si supir tidak mau kehilangan kesempatan mendapat banyak setoran dengan terus menaikan penumpang.

Tarogong benar-benar berayap, jalan yang tidak terlalu besar dengan volume kendaraan yang tinggi sepertinya sudah tidak cukup lagi. Jalanan mulai lancar setelah melewati hotel Crystal, dan mulailah si supir yang tukang ngomel itu memacu gasnya dan berjalan ugal-ugalan. Penumpang sudah benar-benar padat banyak yang bergelantungan di pintu, termasuk sang kondektur. Tepat di depan Jakarta International School (JIS), tiba-tiba terdengar suara benturan dan teriakan penumpang ‘ Ya Allah …. Itu kondekturnya jatuh’. Semua penumpang melihat kearah belakang, dan mulailah para saksi mata bercerita, bahwa si kondektur bergelantung dengan posisi menghadap belakang, tanpa dia sadar bahwa di samping kiri berdiri tiang listrik tanpa bisa menghindar kepala si kondetur terbentur tiang listrik tersebut. Cerita dilanjutkan dengan cerita horror lainnya. … Inna lillahi …. mengerikan sekali, bisa dibayangkan metromini dalam kondisi ngebut kemudian sebuah kepala membentur tiang listrik … Masya Allah bagaimana nasib si kondektur ? Wallahu a’lam jika dilihat secara kasat mata, sepertinya tidak ada harapan untuk hidup, dia langsung terkapar dan muntah darah.

Kasian kondektur itu, dibentak2 si supir di marahi penumpang yang tidak mau bergeser, membantu melancarkan kemacetan di perempatan dsb, dsb. si supir sendiri entahlah bertanggungjawab atau tidak, menolong atau tidak, tidak seorangpun dari penumpang yang masih bergerombol itu tahu. Yang kami tahu sebuah mobil Nissan membantu membawa korban.

Astagfirullahaladhim …. Tiada daya dan upaya tanpa kuasaMu Ya Robb. Hanya itu yang dapat aku lontarkan, dengan lutut lemas kulanjutkan perjalananku.

Helmi & Me

Wildan, Wati, Wiwi, Widya, Helmi (Wina belum nongol waktu itu)’ semuanya berawalan W, kalau gitu ganti aja nama Helmi jadi ‘Wek .. wek … wek‘ itulah guyonan yang sering dilontarkan teman-teman kakakku kalau mereka lagi kumpul di rumahku.

Helmi seperti kang Wildan dia juga rada jahil dan nakal. Di sekolah dasar kerjaannya ngobrak ngabrik mainan anak perempuan, sedang di rumah nangisin Wina. Di rumah yang tinggal Helmi & Wina, aku sudah masuk pesantren dan ke 3 kakakku kuliah di Bandung.  Saat aku liburan di rumah, akupun selalu kena jahilnya, tahu2 semua bajuku dikeluarin dari lemarilah .. atau apalah pokokknya selalu saja ada ulah yang bikin aku harus ngejar2 dia.

Paling sering berantem Helmi dan Wina, pasalnya pasti berebut channel TV (padahal waktu itu baru ada 2 station TV kalau nga salah).  Suatu hari ketika kami udah rada gede, Wina lagi asyik nonton, Helmi baru bangun dan langsung menguasai remotnya.  Sambil cengar cengir ngeledek Wina dia pindahin tuh channel TV dari yang satu ke lain pindah lagi, pokoknya tuh anak nyebelin banget. Sampai Wina teriak: ‘Teh Dia tuh si kang Helmi pisebelin pisan‘ Si bohel (panggilan kecil Helmi) tambah seneng lihat Wina jerit. Aku yang dari tadi duduk dan diam aja bilangin Helmi sambil nyentil ‘Hel, entong ngaganggu Wina wae atuh gandeng, eta channel TV cing atuh tong dipindah pindah wae‘. Helmi diem sebentar eeeh tahu2 dia ngomel sambil tolak pinggang, kaki sebelah naik ke kursi dia teriak : ‘Dicabok sia ku aing‘ aku yang udah mulai kesel juga jawab ‘Sok cabok lamun wani mah … ‘ . Trus dia bilang, ‘lamun aing ambek ieu imah ancur ku aing’ (kalau saya marah ni rumah hancur). Begitu denger itu aku & Wina bukannya takut tapi jadi ngakak, kami ngeloyor ninggalin Helmi ke dapur sambil bergumam, ‘mukul meja aja sakit apalagi tembok, emangnya rumah dari krupuk … hihihihihi dasar Helmi yang sok jagoan.

Trus satu lagi kesukaan Bohel, nongkrong di depan jalan sambil ngitung jumlah bis yang lewat. Pulang sore dalam keadaan dekil. Ada lagi, temannya nongkrongnya (Otom) yang sama2 kelas 2 SD dah bisa nyanyi lagu Ebony Ivory-nya Paul mc Cartney yang dinyanyiin Stevie Wonder. Uuuuh dia ngiri setengah mati dan minta ditulisin lyricsnya ma teh Ati.  Sampai sekarang itulah lagu kenangan dia, lagu berbahasa Inggris pertama yang dia bisa

Ebony Ivory (By paul mc cartney)

Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano, keyboard,  oh lord, why dont we?

We all know that people are the same where ever we go
There is good and bad in evryone,
We learn to live, we learn to give
Each other what we need to survive together alive.

Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh lord why dont we?

Ebony, ivory living in perfect harmony
Ebony, ivory, ooh

We all know that people are the same where ever we go
There is good and bad in evryone,
We learn to live, we learn to give
Each other what we need to survive together alive.

Ebony and ivory live together in perfect harmony
Side by side on my piano keyboard, oh lord why dont we?

Ebony, ivory living in perfect harmony (repeat and fade)

Teh Ati, Teh Wi, Wina &Me

Namaku Widya Tresna Utami, Kakaku yang kedua Tresnawati (panggilannya Teh Ati) dan yang ke 3 Tresna Dewi (Teh Wi) Adikku Wina Tresna Rahayu.  Temanku di FB kasih komen di salah satu foto keluargaku ‘wt, serius nih namanya pake tresna kabeh?‘ aku jawab ‘Serius atuh mbak piraku bohong, emang ada 4 tresna di keluargaku‘.

Yang asli panggilannya tresna ya si teteh, secara dia pemegang lisensi pertama, walaupun ada juga sih yang manggil dia wati (biar berawalan ‘W’ semua kali). Teh Wi yang kena sialnya,  namanya Tresnadewi, tapi karena panggilannya Wiwi akhirnya di ijazah tercantum ‘Wiwi Tresna Dewi’ apaboleh baud deh aktenya di ganti jadi Wiwi Tresna Dewi juga (kata bapakku ganti akte lbh gampang daripada ganti nama di ijazah). Kalau namaku sama wina sih asli (maklum produk udah 70-an udah modern dikit lha..).

Teh Ati orang yang tegas, sedikit galak and judes. Pernah masku (sebelum kami menikah), bertemu teteh di kawinan kang Wildan, dan bagaimana dia ? idiiih ampyun  deh, diem & cuek aja. Tapi ketika masku sudah resmi menjadi suamiku, uuuh si teteh bageur pisan sampai suamiku bilang ‘Teteh tuh ternyata baik banget ya, dulu judes banget lho‘ ya begitulah antiknya dia.

Teh Wi lain lagi, dia emang lebih ramah dan santai, dulu sedikit sensi sekarang lebih cueklah.  Saat dia pertama kenal internet,  mengerti fb daku harus siap terima telpon dan sms dari tetehku yang satu ini, untuk tahu cara buka alamat,  menjawab atau mengisi & menjawab komen2 dari teman-temannya yang kebanyakan dihiasi dengan tembang-tembang sunda. Baru-baru ini kita ngenet berjamaah di rumahku, uiiih aku & sepupuku disandera untuk nemenin dia ngebales tembang2 sundanya.  Atuh kita semua jadi melek bersama nemenin dia … teh wi2 … aya2 wae yah

Wina Tresna Rahayu yang ini adikku terkecil alias bungsu, usulan nama Wina datang dariku. Maklum anak kecil yang baru ngapal nama2 ibu kota negera ketika denger kata ‘Wina’ langsung aku bilang bapakku. ‘Pak,  adik kecilnya kasih nama Wina aja, kan awalannya ‘W’ juga’ terciptalah nama Wina Tresna Rahayu. Adik kecilku sekarang sudah punya anak kecil juga. Agustus 2007 Orang tuaku melepaskan anak bungsunya.

Wina itu sangat dekat denganku (secara kata orang dia mirip denganku). Setelah lulus kuliah dia bekerja sebagai wartawan di sebuah media ibukota,  bapak ibu menyarankan dia tinggal sama kakak pertamaku (pepatah orang tua,  adik perempuan sebaiknya tinggal di rumah kakak laki2). Ngak sampe satu bulan  setelah pindahan dia datang ke rumahku, awalnya ngobrol2 biasa aja, tapi lama2 dia nangis katanya dia mau tinggal di Pamulang aja (rumahku). Akhirnya tinggallah dia di rumahku. Yang lucu,  suaminya orang Kudus hihihihi kalau aku godain ‘Win, idola banget sih ma Teh Dia, sampai suami aja nyaingin orang Kudus juga’ dia pasti ngomel: ‘uuuuh sebel‘  kataya.

Widya Tresna Utami, kata orang ketika aku lahir, bapakku sedang menempuh pedidikan S1-nya. Dengan susah payah tentunya, maklum dengan 3 anak dan pekerjaan yang numpuk. Trus kata orang lagi ni, aku tuh emang paling cengeng diantara saudara2ku. Bahkan ketika Wina kecil (kira2 2 thn) yang sering kedengaran tetangga nangis justru aku yg saat itu sudah kelas 3 SD. Pernah ketika kami baru pertama pindah rumah (awalnya kami tinggal di Jl. A yani kemudian pindah ke Jl. Siliwangi), dan bersilaturahmi ke tetangga2, tetangga sebelahku (almarhumah ibu Parta) tanya ‘Anu sok nangis wae teh anu mana ?’ (yg suka nangis terus yang mana) semuanya ketawa dan nunjuk aku. Uiiih malu banget, dan rasanya semenjak saat itu frekwensi nangisku berkurang sampai akhirnya hilang sama sekali.

Saking terkenalnya, ketika aku nikah bibi2ku (adik ibu) ngeledek suamiku ‘Aduh Malhan ati-ati nikahin anak kecil’ (nga tahu mereka, ponakan kecilnya dah bisa bikin akan kecil juga hihihihi ….)

Kang Wildan & Me

O : ’Widya .. Kakangnya lebetkeun (masukan) kana selang’
A : Entong (Jangan) …. huhuhuhu ….

Sampai sekarang setiap kali aku pulang ke sukabumi dan mampir ke rumahku yang dulu, tetangga-tetangga yang sekarang sudah pada bercucu selalu mengingatkan ledekan itu padaku. Aku ketawa ingat itu, kenapa aku selalu nangis kalau diledek itu. Kadang buat aku malu juga kalau ada yg bilang ’Aduh Widya udah gede, yang dulu suka nangis melulu’

Katanya orang-orang, waktu kecil aku ini cengeng dan judes banget. Jadi teman-teman kakakku senang bikin aku nangis, dan salah satu yang paling cepet membuatku nangis dengan meledek kaka pertamaku (kang Wildan). (Suamiku ngakak deh kalau ada yang ingatkan ’Widya = cengeng’)

Kang Wildan adalah kakak pertamaku nama lengkapnya Wildan Ginanjar, dan karena dia anak tertua, kami sekeluarga dan saudara-saudara lainnya memanggil dia dengan sebutan Kakang. Kang Wildan itu  sangat supel, temenya banyak, hobbinya emang mengumpulin teman-teman dan herannya temennya aja dikerjain dia atau atau dijhailin.

Teman2 sekolahnya SMA (yang aku ingat) sepulang sekolah selalu menjadikan rumahku tempat nongkrong, baik nonkrong buat belajar ataupun sekedar ngobrol2 aja. Ada yang namanya Kang Deni, kang Untung, Kang Dadang , Kang Iyus dsb deh.

Selain temannya banyak, pacarnya juga banyak yang paling kuingat Heda dan Lela cinta monyetnya ketika kang Wildan duduk di kelas 1 SMA.

Hubunganku dengan Kang Wildan begitu dekat, usia yang terpaut jauh justru membuat dia benar-benar memiliki adik kecil, secara dia tuh seneng banget dengan yang namanya anak kecil. Jadi ngak heran sejak kecil aku selalu di gendongnya saat dia main dengan teman-temannya. Dan menurut cerita ibuku, dia senang banget ngedandanin Widya kecil … hehehe.

Ketika aku masuk TK kang Wildan sudah masuk SMA. Pulang sekolah aku selalu menunggu dia pulang, bahkan nga jarang aku ikut jemput dia ke sekolahnya dengan mobil inventaris bapakku VW Safari biru.

Alhamdulillah sampai sekarang masing-masing sudah berkeluarga hubungan kami tetap terjaga dengan baik dan karena kang wildan termasuk dalam golongan telat nikah, sekarang ini ke2 anaknya (Yasmine & Arsy) seusia dengan anak-anakku.

« Older entries